Kopi manis yang di mix dengan coklat float tersedia di depan mata, semakin menarik karena dihidangkan dengan cangkir putih kecil mungil yang diletakan dengan manis diatas piring kecil, disampingnya disajikan pula roti ringan dan french frise yang saya lebih suka menyebutnya dengan kentang goreng. Suasana menjadi semakin hangat ketika entah dari mana suara merdu Michael Buble datang dengan menyanyikan Everythingnya, nikmat bukan main kopi coklat itu membuai tenggorokan pemuda berusia dua puluhan yang duduk dipojok cafe warung kopi yang terletak di depan Mbu Sri (Mburi Sriwedari). Diselingi dengan suara-suara pelan para pengunjung warung kopi yang asik hotspotan itu si Pemuda membaca buku yang dicomotnya di rak buku warung tersebut, rupanya si Pemuda itu baru membaca salah satu novel karya Andrea Hirata yang baru-baru ini lagi booming di toko gramed buku. Sambil menyruput kopi hangat nya tanpa memegang sesuatu yg biasa orang kebanyakan lakukan ketika ngopi (baca: ngrokok) si Pemuda tiba-tiba kaget bukan maen ketika datang berbondong-bondong sekawanan anak muda entah dari mana yang menjadikan suasana di warung itu ribut, mereka berdandan seperti layaknya foto model yang mau casting, dan sepertinya mereka sedang mengenakan baju terbaik mereka, berbanding terbalik 180 derajat dengan si Pemuda yang membaca buku tadi yang hanya mengenakan jaket jeans belel kumuhnya dan celana jeans biru belel yang sudah seminggu lebih tidak dicuci. Diantara mereka nampak juga seorang pria setengah tua yang mengenakan kaca mata hitam (mahal loh keliatanya, red) sedang berbicara dengan klien bisnisnya “gimana koh kok ndak datang juga barangnya dari sana?” disela oleh suara seorang perempuan “kalo di Jogja biasanya juga jam segini baru keluar sih Om..”, yang berbicara dengan Oom lainya...
Duduk dengan santainya mereka berempat di kursi paling tengah warung itu, si Pemuda yang tadinya membaca buku menjadi tidak konsen karena kegaduhan yang mereka timbulkan saat bercakap-cakap, wanita dengan baju minim warna pink dan celana jeans hitam ketat yang kelihatan hampir setengah bottom nya, yang ala jaman sekarang itu mengerling sejenak si Pemuda yang tidak dipedulikanya. Sebatang rokok dipungutnya dari dalam bungkus berwarna putih dengan tulisan A dicover bungkus itu oleh jemari-jemari lentik dengan kuku terawat seorang wanita, dinyalakanya batangan putih dimulut tipis yang di balut dengan lipgloss transparan dengan santainya. Sedikit kaget, ekspresi pemuda tadi melihat fenomena yang sebenarnya sudah sangat biasa dilihatnya. Wanita perokok.
Hanya saja hati nurani pemuda itu tergerak untuk memungut batang rokok tadi dari mulut wanita itu kemudian dimatikan dengan cara menekankan batang rokok itu ke muka Oom om yang duduk disampingnya. Luwar biyasa memang pergaulan diluar jaman sekarang (wuuueks, kayak lo orang bijak aja, red). Hati pemuda tadi hanya memendam empathynya tersebut dalam-dalam. Betapa sayangnya wanita tadi, sebagai makhluk ciptaan tuhan yang paling favorit itu hanya tersiasiakan oleh anomali kehidupan, bentukan sosial yang kurang baik. Padahal Tuhan telah menciptakan kedua tangan lembut dengan jemari lentiknya itu untuk merawat anak-anaknya yang banyak secara bersamaan, untuk memberi pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan.
Wanita yang diciptakan begitu lembut namun mempunyai kekuatan luwar biyasa dari kelembutan itu.
Wanita tidak hanya bisa berpikir, namun dia mempunyai nurani untuk “bernegosiasi.”
Wanita yang diciptakan built-up dengan air mata, untuk mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, kesusahan, kesedihan, cinta, kesepian, dan kebanggaan.
Wanita yang dengan keindahan sifat-sifatnya akan memesona laki-laki, dan bahkan mampu menanggung beban lebih dari laki-laki.
Wanita yang mampu tersenyum saat hatinya terluka. Wanita yang mempu menyanyi saat hatinya menjerit, yang mampu tertawa bahkan pada saat sedih dan luka. Wanita yang mampu menangis saat haru.
Wanita yang berani berkorban untuk orang yang dicintainya, wanita yang berkorban segalanya untuk keluarga. Wanita yang cintanya tanpa syarat.
Wanita yang gembira saat melihat anaknya menjadi number one.
Wanita yang terharu dan bahagia melihat kelahiran.
Wanita yang bersedih saat melihat kematian dan kehilangan.
Tapi selalu punya kekuatan untuk menjalani hidup.
Wanita yakin bahwa pelukan dan ciuman dapat menghilangkan luka.
Namun hanya ada satu hal yang kurang dari wanita, seperti yang terjadi pada perempuan dalam warung tadi.
Dia lupa betapa berharganya dia.
Inspired from: Lintong.s5.com
|