Disebuah universitas negri terkenal di Solo nan jauh disana, ada seorang kawan yang bernama Jon Koplo (pinjem istilahnya Solopos ya, red). Dia adalah seorang mahasiswa semester 11 yang sudah malas kuliah dan tidak pernah kuliah lagi karena sudah punya sambilan dan banyak proyek yang digarapnya. Suatu ketika Jon Koplo ke kampus dengan penuh percaya diri, dan dandanan yang rapi berbaju formal sudah seperti eksekutif muda masa ini yang berwarna kuning pucat dengan motif batik, celana kain halus berwarna hitam yang dia kenakan juga menambah keren penampilanya yang nyentrik. Jon Koplo juga meerupakan salah satu tokoh mahasiswa di kampus itu, apalagi di fakultasnya, hampir semua mahasiswa kenal dia, apalagi dosen dan karyawan jangan ditanya lagi reputasinya sebagai mahasiswa tua yang berpengaruh.
Disela-sela waktu setelah kuliah Jon Koplo bertemu dengan temanya Lady Cempluk yang juga mahasiswa di fakultas yang sama dengan Jon Koplo, namun usia mereka kuliah disana agak jauh perbandinganya, Lady Cempluk baru menempuh semester 7 saat itu. “Pluk sini dulu, piye kabarmu saiki, kok ga pernah ketemu lagi?” kata Jon Koplo yang sedang duduk di shelter fakultas yang rindang dan indah itu, yang disekitarnya juga sedang terjadi banyak aktivitas mahasiswa seperti biasanya. “wah bos, alhamdulilah baik, lha km sekarang kok udah hebat gitu gimana caranya?mbok aku diajari bos?” dengan gaya bicara Lady cempluk yang gayeng dan renyah. “lho kok km ngga kuliah gimana to Pluk?” kata Jon Koplo, “nanti sepuluh menit lagi mau kuliah ini bos” jawab Lady Cempluk sambil mengeluarkan Laptopnya dari tas ransel besarnya yang berwarna hitam dan merek terkenal itu. “wah kalau kamu kuliah mbok aku pinjem laptopmu Pluk....mau cari bahan di internet nih, aku mau ngenet di hotspot PUSKOM aja Pluk, boleh to?” kata Jon Koplo sembari melirik laptop Lady Cempluk, yang belum jadi di turn on kan. “ya udah bos bawa aja ga papa, nanti kalo udah dititipin anak sekre aja ya” jawab Lady cempluk dengan gampangnya meminjamkan, karena Jon Koplo dan Lady Cempluk adalah teman dekat.
Sepuluh menit kemudian Lady Cempluk bersama kawan-kawan sekelasnya menuju ruang kuliah di Gedung F lantai 5 Ruang 13 yang bisa diakses dengan mudah melalui lift yang berada di depan pintu utama gedung itu. Sudah mulai kuliah di dalam kelas, Lady Cempluk duduk disamping Parno yang juga teman mbanyol si Lady Cempluk yang asli Wonogiri, dengan gaya khas nya Parno mengatakan sesuatu kepada Lady Cempluk yang membuat tertawa cekikikan pelan agar tidak terdengar dosen yang mengajar membosankan di depan. Tiba-tiba HP Lady Cempluk berbunyi dengan kerasnya “tiiiit.....tiiiit.....tiit...”, wah, ketahuan sudah bahwa Lady Cempluk hanya pakai HP monophonik yang tidak bisa dipakai foto-foto atau memutar MP3 Sholawatan seperti yang teman-temanya biasa lakukan.
Cempluk membaca dengan gaya sedikit ditutupi kursi yang ada didepanya, kemudian dia agak merunduk dan badanya bergetar seperti orang menahan tawa kurang jelas, yang membuat Paijo penasaran “hhheeh..ono opo Pluk? Bisik Paijo dengan pelan. “iki lho woconen sms-e Jon Koplo” sembari memperlihatkan HP yang berisi sms Jon Koplo dari PUSKOM, yang sedang hotspotan “Pluk, iki carane ngurupke wireless-e piye ben iso hotspotan?”
today's information
07 Desember 2007
fenomena HOTSmPrOT
Langganan:
Comment Feed (RSS)
your search end here
|