today's information

17 Desember 2007

JALAN KE MALL

Suatu siang yang terik menjadi sejuk karena memasuki mall di salah satu pusat kapitalisme di kota Solo yang indah, disana banyak sekali barang-barang mewah yang tidak tersentuh oleh kantong dalam saku celana belakangku. Apalagi dengan warna-warni pengunjungnya yang berdandan semaksimal mungkin, memakai merek terkenal, dari ujung kaki sampai kepala, belum lagi kalau ngomongin pegananya (HP, red) wuah jauh sekali dengan punya saya. Disitu saya Cuma duduk di food court memesan es teh yang dipackaging dengan plastik polyethylene kata anak ITP (Ilmu dan Teknologi Pangan) UNS seharga 2 bungkus nasi kalau kita beli diwedangan yang biasa saya kunjungi, kalau dibeliin es teh diluar juga dapat dua. Bosan aktivitas yang monotone, yaitu mengamati aktivitas kehedonisan manusia-manusia jaman sekarang, saya mulai jalan-jalan. Well, wah saya bingung juga mau jalan kemana, akhirnya saya beranjak ke salah satu toko yang bertengger di lantai tiga mall ini. Memasuki toko, Cuma iseng aja

pegang-pegang barang yang asing ditangan saya, lalu disana saya melihat ada seorang perempuan. Layaknya Ornithoptera chimaera (kupu-kupu bersayap warna warni, perpaduan antara kuning dan hitam, red) dia melenggangkan tanganya ke tumpukan baju-baju yang kelihatanya tidak mungkin saya beli. Melihat fenomena itu saya tak bergeming, wajar lah kalau ada orang hedonis lagi shoping. Tapi kemudian saya melihat seorang sosok laki-laki yang sangat maskulin beberapa meter didepan saya, dia cukup bersih, dengan kulitnya yang putih sangat pantas sekali jaket jeans kolosal menempel ditubuhnya, rambutnya yang sedikit unik dan acak-acakan namun malah berkesan eksentrik membuat pria dengan kaca mata warna silver putih tersebut semakin meyakinkan. Berdiri beberapa meter didepan saya nampaknya dia juga menyadari kehadiran saya didepanya, kami saling berhadapan dan menatap seperti sedang bertelepati, dia menatap mata saya dengan matanya yang tajam memperlihatkan keoptimisan dan jiwa yang percaya diri. Semakin lama kami saling mendekat, saya tidak sadar, pria itu telah membius pandangan saya, kemudian saya bertanya dalam hati, apakah dia seseorang yang saya kenal. Jarak kami dan rentang waktu yang membatasi dimensi semakin dekat, dia mendekati saya dari depan face to face, ternyata dia adalah ....... kaca cermin.

Google
 
your search end here